Kisah Perempuan
Saya menemukan tulisan ini di Instagram @parentinganakofficial. Entah siapa yang menulis ini saya sangat apresiasi karena tulisannya bagus banget. Berikut adalah tulisannya :
Jadi perempuan harus siap dengan posisi serba salah. Perempuan dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga. Perempuan dituntut sholehah, cerdas dan selalu menarik.
Perempuan dituntut untuk sempurna menjadi bidadari suami dan madrasah pertama bagi keturunannya. Sepertinya semua hal tersebut masuk akal berlaku ideal bila suami pun telah sempurna tau dan faham menempatkan dirinya. Ketika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Tidak hanya bertanggung jawab soal materi, tapi juga soal religi, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota keluarga. Sering kah dengar dan melihat perempuan sakit jiwanya? Tubuh nampak sehat tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional??
Atau akhlaknya menyejukkan tapi fisiknya ringkih sakit-sakitan?? Sering yaa.. Perempuan kalau berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai jaga rahasia. Kalau dipendam, lama-lama jadi gila.
Lalu tak jarang akhirnya mahkluk terdekat lah yang menjadi pelampiasan kekesalannya. Yaitu anak-anaknya..
Suami main tangan, ada...
Suami lalai nafkah, ada...
Suami abai kebutuhan keluarga, ada...
Suami gila perempuan, ada...
Suami tidak peka kewajiban, ada...
Suami tak faham memimpin, ada...
Suami jauh agama, ada...
Tapi ketika suami selingkuh, perempuan dikata istri tak luwes menyenangkan suami. Ketika suami KDRT, perempuan dikata tak pandai jaga sikap. Ketika suami marah, perempuan dikata tak cerdas jaga mulut. Perempuan terluka dalam diam, lalu semua hancur, ia dibodoh-bodohkan banyak orang.
Perempuan curhat dan berbicara, berbagi kesah mengurangi derita, dianggap tak punya iman dan tak tahu malu.
Anak-anak kacau, yang disalahkan asuhan ibunya. Anak-anak menonjol, yang dikenal dia anaknya bapak siapa. Wanita dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga. Sudahlah badan rusak karena hamil, melahirkan, dan suaminya. Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi kesey keluarga.
Namun bila terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang belum layak, seringnya wanita juga terhakimi sebagai mahkluk kurang bersyukur. Ahh ibu, perempuan, wanita. Pantas kau lebih cepat terlihat tua.
Surga dijanjikan di telapak kakinya, namun ancaman neraka juga ditakdirkan banyak dipenuhi oleh kaumnya. Perempuan oh perempuan, semilyar yang harus kau taklukkan dengan segala paradoksal-nya.
Iya atau bukan pengalaman pribadi saya, tapi semoga dapat sedikit menguatkan sesama perempuan-perempuan kuat di manapun berada.
Semoga perempuan-perempuan Wonder Woman yang baca postingan ini sehat, bahagia dan sukses selalu.. Aamiin ☺️
Itulah tulisan luar biasa yang saya dapatin pagi ini.
Terima kasih nenek, terima kasih mama, terima kasih istriku atas perjuangan dan perjalanan hidup kalian. Aku cinta dan selalu mendoakan kalian di setiap sujud sholatku. Dan untuk anak perempuanku yang kelak akan menjadi wanita kuat dan tangguh, papa selalu mendoakan dan menyayangi kamu sampai nyawa ini diambil kembali oleh Allah Azza Wa Jalla Sang Pemilik Kehidupan.
Comments
Post a Comment